
Sumber: freepik.com
Hai sobat! Bisa jadi kalian telah kerap mendengar tentang tradisi 7 bulanan, paling utama untuk pendamping yang lagi menantikan kelahiran buah hati. Tradisi ini sangat terkenal di Indonesia serta mempunyai arti mendalam, dan jadi momen yang dinantikan oleh banyak orang. Jika kalian penasaran tentang apa itu tradisi 7 bulanan, asal- usulnya, serta gimana perayaannya, ayo, ikuti postingan ini hingga habis yang dilansir dari sekilasjatim.com!
Apa Itu Tradisi 7 Bulanan?
Tradisi 7 bulanan ataupun yang kerap diucap pula selaku” selamatan 7 bulan” merupakan suatu perayaan yang dicoba oleh keluarga yang lagi menunggu kelahiran anak. Perayaan ini umumnya dicoba kala isi sudah berumur 7 bulan. Pada perayaan ini, orang tua ataupun keluarga mengadakan kegiatan doa serta syukuran buat meminta keselamatan bunda serta balita yang hendak lahir. Tradisi ini ialah bagian dari adat istiadat di banyak wilayah di Indonesia, walaupun dapat bermacam- macam di masing- masing wilayah.
Asal- Usul Tradisi 7 Bulanan
Tradisi 7 bulanan berasal dari budaya Jawa, tetapi bersamaan berjalannya waktu, tradisi ini menyebar ke bermacam suku serta wilayah di Indonesia. Secara historis, tradisi ini bertujuan buat mendoakan keselamatan bunda serta balita dan memohon supaya proses persalinan berjalan mudah. Tidak hanya itu, tradisi ini pula ialah ungkapan rasa syukur atas keberkahan kehamilan yang telah merambah umur 7 bulan, suatu sesi berarti dalam ekspedisi kehamilan.
Arti di Balik Tradisi 7 Bulanan
Perayaan 7 bulanan bukan cuma semata- mata kegiatan syukuran semata. Tradisi ini mempunyai arti mendalam yang berkaitan dengan harapan hendak keselamatan bunda serta balita. Dalam banyak keyakinan, angka 7 mempunyai makna yang sakral serta dikira selaku angka keberuntungan. Oleh sebab itu, perayaan ini ditatap selaku metode buat meminta restu Tuhan supaya seluruh suatu yang berhubungan dengan kelahiran berjalan dengan mudah.
Persiapan Saat sebelum Tradisi 7 Bulanan
Saat sebelum melakukan kegiatan 7 bulanan, terdapat sebagian persiapan yang butuh dicoba. Umumnya, keluarga hendak mengundang saudara, orang sebelah, serta orang terdekat buat muncul dalam kegiatan ini. Tidak hanya itu, dalam kegiatan 7 bulanan, bermacam santapan khas pula disiapkan, semacam tumpeng, ketan, serta lauk- pauk yang melambangkan rasa syukur. Persiapan yang lain merupakan menghias rumah dengan riasan yang menggambarkan kebahagiaan menyongsong kelahiran balita.
Kegiatan dalam Tradisi 7 Bulanan
Kegiatan inti dari tradisi 7 bulanan merupakan doa bersama yang dipandu oleh seseorang tokoh agama ataupun orang yang dikira mempunyai pengetahuan agama. Doa ini bertujuan buat meminta keselamatan bunda serta balita, dan supaya diberikan kemudahan dalam proses persalinan nanti. Sehabis itu, kegiatan dilanjutkan dengan makan bersama, di mana segala tamu undangan menikmati hidangan yang sudah disiapkan. Tidak hanya itu, terdapat pula tradisi” serah- serahan,” di mana orang tua membagikan bermacam peralatan balita kepada tamu selaku wujud perkataan syukur.
Hidangan Khas Tradisi 7 Bulanan
Hidangan yang disajikan dalam tradisi 7 bulanan umumnya penuh dengan arti simbolis. Tumpeng merupakan santapan yang tidak boleh ketinggalan dalam perayaan ini, melambangkan rasa syukur atas berkat serta keselamatan. Tidak hanya tumpeng, ketan dengan lauk pauk semacam ayam goreng, telur, serta sayur- mayur pula kerap disajikan. Tiap santapan tersebut mempunyai arti tertentu yang berkaitan dengan harapan kelancaran proses persalinan serta keselamatan untuk bunda serta balita.
Perbandingan Tradisi 7 Bulanan di Tiap Daerah
Walaupun mempunyai tujuan yang sama, ialah meminta keselamatan serta kelancaran persalinan, tradisi 7 bulanan mempunyai perbandingan metode penerapan di tiap wilayah. Di wilayah Jawa, misalnya, tidak hanya doa bersama, umumnya terdapat kegiatan” ngidang” ataupun makan nasi kunir yang mempunyai makna keberuntungan. Sedangkan itu, di wilayah Bali, tradisi 7 bulanan diketahui dengan istilah” metatah” serta dicoba dengan adat spesial. Tiap wilayah memiliki kekhasan tiap- tiap, tetapi pada dasarnya tujuan dari tradisi ini senantiasa sama.
Kedudukan Keluarga dalam Tradisi 7 Bulanan
Keluarga, paling utama orang tua dari calon bunda, mempunyai kedudukan berarti dalam melaksanakan tradisi 7 bulanan. Mereka umumnya yang hendak mempersiapkan seluruh sesuatunya, mulai dari persiapan kegiatan sampai pengundangan tamu. Tidak hanya itu, orang tua pula berfungsi selaku penjaga kelancaran kegiatan doa serta syukuran, dan membenarkan seluruh tamu merasa aman. Sokongan keluarga yang muncul di kegiatan ini membagikan kekuatan serta tenaga positif untuk bunda berbadan dua menjelang proses persalinan.
Khasiat Tradisi 7 Bulanan
Tidak hanya selaku wujud syukuran, tradisi 7 bulanan pula membagikan khasiat emosional serta sosial untuk keluarga. Kegiatan ini bisa mempererat tali silaturahmi antar keluarga serta saudara. Tidak hanya itu, doa bersama yang dipanjatkan pula membagikan rasa tenang serta yakin diri untuk bunda berbadan dua, sebab merasa didoakan serta menemukan sokongan penuh dari orang- orang terdekat. Secara tidak langsung, tradisi ini pula menghasilkan rasa kebersamaan yang sangat berarti di tengah keluarga.
Kesimpulan
Menurut ayokawan.com, tradisi 7 bulanan ialah momen yang penuh arti serta mempunyai nilai kebersamaan yang besar. Tidak hanya jadi wujud syukuran atas kehamilan yang sudah berjalan dengan baik, tradisi ini pula jadi ajang buat meminta keselamatan untuk bunda serta balita. Tiap wilayah bisa jadi mempunyai metode serta adat yang berbeda, tetapi inti dari tradisi ini senantiasa sama. Mudah- mudahan postingan ini dapat membagikan cerminan yang lebih jelas tentang tradisi 7 bulanan serta menginspirasi kalian buat memperingati momen istimewa ini dengan metode yang cocok dengan adat serta kebudayaan tiap- tiap. Hingga jumpa kembali di postingan menarik yang lain!