
Sumber: kompas.com
Halo semuanya! Apakah Anda atau orang terdekat memiliki masalah dengan tekanan darah tinggi (hipertensi)? Salah satu pilihan pengobatan yang umum digunakan adalah dengan menggunakan ARB (Angiotensin Receptor Blocker) atau ACE inhibitor (Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor). Kedua jenis obat ini memiliki perbedaan dalam cara kerja dan efek sampingnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang perbedaan antara ARB dan ACE inhibitor, serta hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih obat hipertensi yang sesuai yang dilansir dari pafimuarateweh.org. Mari kita simak informasi lengkapnya!
Apa Itu ARB?
ARB atau Angiotensin Receptor Blocker adalah kelompok obat yang bekerja dengan menghambat aksi hormon angiotensin II pada reseptor di pembuluh darah. Angiotensin II adalah zat yang menyebabkan pembuluh darah menyempit, sehingga dengan menghambatnya, ARB membantu melebarkan pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah.
Apa Itu ACE Inhibitor?
ACE inhibitor atau Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor adalah obat yang bekerja dengan menghambat enzim yang mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Dengan mengurangi produksi angiotensin II, ACE inhibitor membantu pembuluh darah tetap terbuka dan menurunkan tekanan darah.
Perbedaan Cara Kerja
Meskipun keduanya bekerja pada sistem renin-angiotensin, ARB dan ACE inhibitor memiliki mekanisme aksi yang sedikit berbeda. ARB bekerja dengan menghambat reseptor angiotensin II, sedangkan ACE inhibitor bekerja dengan menghambat enzim yang menghasilkan angiotensin II. Karena perbedaan ini, efek samping dan tolerabilitas keduanya bisa berbeda pada setiap individu.
Contoh Obat ARB dan ACE Inhibitor
Beberapa contoh obat ARB meliputi losartan, valsartan, dan telmisartan. Sedangkan contoh obat ACE inhibitor antara lain enalapril, lisinopril, dan ramipril. Dokter akan memilih jenis obat berdasarkan kondisi kesehatan pasien, riwayat medis, dan respons terhadap pengobatan.
Indikasi Penggunaan
ARB dan ACE inhibitor umumnya digunakan untuk mengobati hipertensi (tekanan darah tinggi), tetapi juga dapat digunakan untuk kondisi lain seperti gagal jantung, penyakit ginjal kronis, atau pasca serangan jantung untuk melindungi fungsi jantung.
Kelebihan ARB
Salah satu kelebihan ARB adalah efek samping yang lebih sedikit terkait dengan batuk kering, yang sering kali terjadi pada penggunaan ACE inhibitor. Oleh karena itu, ARB sering menjadi pilihan bagi pasien yang tidak dapat mentoleransi ACE inhibitor.
Kelebihan ACE Inhibitor
ACE inhibitor telah terbukti mengurangi risiko komplikasi jantung dan ginjal pada pasien dengan diabetes tipe 2, meskipun perlu memantau fungsi ginjal secara berkala karena efek sampingnya.
Efek Samping
Efek samping yang umum dari ARB meliputi sakit kepala, vertigo, dan gangguan gastrointestinal ringan. Sementara itu, efek samping ACE inhibitor dapat berupa batuk kering, peningkatan kadar kalium dalam darah, atau gangguan fungsi ginjal.
Pertimbangan Sebelum Menggunakan
Sebelum menggunakan ARB atau ACE inhibitor, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan obat yang paling sesuai berdasarkan kondisi kesehatan dan riwayat medis Anda. Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda memiliki alergi obat atau kondisi kesehatan tertentu yang dapat mempengaruhi pemilihan obat.
Kesimpulan
Memilih antara ARB dan ACE inhibitor untuk pengobatan hipertensi adalah keputusan yang harus dibuat bersama dengan dokter berdasarkan kondisi kesehatan dan respons individu terhadap obat. Keduanya memiliki manfaat dan efek samping yang perlu dipertimbangkan secara cermat. Pastikan untuk mengikuti petunjuk penggunaan obat dan melakukan pemantauan secara teratur untuk memaksimalkan manfaat pengobatan.
Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya. Terima kasih telah membaca!